BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Mungkin kita sering mendengar kata munafiq di dalam kehidupan sehari-hari kita. Kata munafiq atau muna mungkin kita anggap tidak begitu kasar di telinga kita karena kata itu jarang kita publikasikan di media massa. Namun sebenarnya, munafiq adalah suatu sifat seseorang yang sangat buruk yang bisa menyebabkan orang itu dikucilkan dalam masyarakat. Pertanyaannya, apakah kita termasuk orang munafiq? Mungkin kita dengan tegas mengatakan kita bukan orang munafiq karena karena kurangnya pemahaman kita mengenai apa itu sifat munafiq yang sesungguhnya.
Sebagai seorang muslim, kita harus mampu memahami, menghayati, dan mengaktualisasikan diri ke dalam tipologi manusia, pertama Al-Mu’min yaitu golongan yang ikhlash beragama karena Allah semata, dan yang sesuai antara lahir dan bathinnya, sesuai antara perbuatan dan perkataannya. Al-Kafir yaitu golongan yang mencintai kekufuran secara lahir dan batinnya. Al-Munafiq yaitu golongan yang menyatakan iman secara dhahir dengan lidahnya sedang bathinnya tidak iman, hatinya kafir. Kelompok ini paling buruk, mereka kufur dengan kekafiran yang paling buruk karena menyembunyikan kekapirannya.
Jika tipologi manusia itu sesuai dengan ajaran Islam, maka seharusnya kita amalkan, karena kita akan merasa nyaman dengan itu. Dan jika tidak sesuai dengan ajaran Islam maka tinggalkanlah, karena akan merusak kepribadian kita. Di samping itu kita harus bisa menjelaskan prilaku manusia berdasarkan analisis Alqur‟an dan Al-Hadits tentang ciri-ciri dan karakteristik ketiga tipologi manusia tersebut. Karena itu melalui makalah ini dipandang perlu untuk mengungkap dan menjelaskan karakter manusia, khususnya karakteristik manusia munafiq, yaitu manusia golongan ketiga.
B. TUJUAN PEMBAHASAN
Makalah ini bertujuan untuk mendekskripsikan pengertian, ciri-ciri dan karakteristik orang-orang munafiq serta jenis-jenis nifaqnya, berdasarkan telaah Al-Quran khusunya yang membahas tentang nifaq/munafiq tersebut.
C. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian Nifaq/Munafiq?
2. Jelaskan ciri-ciri manusia Nifaq/Munafiq?
3. Apa saja jenis-jenis Nifaq?
4. Bagaimana kewajiban mu’min terhadapa orang munafiq dan pandangan Allah SWT terhadap golongan manusia ketiga tersebut?
BAB II
PEMbaHASAN
A. PENGERTIAN NIFAQ/MUNAFIQ
Kata nifaq ini biasa diucapkan dalam bahasa Indonesia dengan kemunafikan. Nifaq ini merupakan bentuk masdar (kata benda jadian) dalam Bahasa Arab nifaq yang artinya “Ucapan, perbuatan atau sifat yang sesungguhnya bertentangan dengan apa yang tersembunyi dalam hati. Menurut Al-Raghib menjelaskan arti nifaq secara bahasa yaitu “masuk ke dalam lubang / jalan dari satu pintu dan keluar pada lubang yang lain”, untuk itu orang munafiq disebut juga al-fasiq karena ia keluar dari jalan syariat.
Secara historis, Al-Quran memberikan kesan bahkan penerapan istilah atau munculnya istilah munafiq lahir ketika Allah hendak menguji keimanan seseorang. Ketika itu, Allah menyuruh orang-orang mu’min untuk berperang di jalan-Nya sekaligus untuk mempertahankan diri mereka. Ternyata sebagian besar dari mereka kurang respons terhadap himbauan dan perintah Allah SWT tersebut. Perilaku kurang respons terhadap perintah ini jelas dinilai oleh Allah sebagai orang yang di dalam dirinya ada keraguan. Bila demikian halnya, lalu di manakah letak keimanan mereka yang sejati. Orang-orang mu’min yang seperti inilah yang kemudian disebut munafiq, yaitu orang mu’min yang tidak berperilaku seperti yang diyakini dan diucapkan. Lebih jelasnya marilah kita perhatikan firman Allah SWT yang artinya: “dan supaya mengetahui siapa yang munafik? Kepada mereka dikatakan, “marilah berperang di jalan Allah atau pertahanan dirimu”. Mereka berkata, “sekiranya kami mengetahui akan terjadi peperangan tentulah kami mengikuti kamu”. Mereka pada hari itu lebih dekat kepada kekafiran daripada keimanan terkandung dalam hatinya. Dan Alah lebih mengetahui apa yang mereka sembunyikan”. (Q.S. Ali Imran :167).
Dalam islam kita mengenal tipologi, yaitu iman, kufur, dan nifaq. Bila dicermati, ketiganya nampak saling bertentangan tetapi ketiganya nampak saling menjelaskan. Iman, dalam uraian didefinisikan sebagai percaya dengan sesungguhnya, baik ucapan, hati maupun perbuatan. Kufur didefenisikan tidak percaya seratus persen, baik hati, ucapan maupun perbuatan. Sedangkan nifaq, seperti yang dijelaskan di atas, hatinya menolak tetapi mulut menerima atau menyatakan iman. Dalam banyak tempat, al-Quran menyebut orang munafiq sejajar dengan orang-orang fasiq dan orang-orang kafir. Orang-orang munafiq dianggap tidak kalah bahayanya dengan orang fasiq maupun orang kafir, khususnya dalam pembentukan masyarakat yang akan dibangun.
B. CIRI-CIRI/karakteristik NIFAQ atau MUNAFIQ
Ciri-ciri utama manusia munafiq tercantum dalam Hadist Nabi Muhammad SAW yang mengatakan bahwa:
“Tanda orang-orang munafik itu ada tiga keadaan. Pertama, apabila berkata-kata ia berdusta. Kedua, apabila berjanji ia mengingkari. Ketiga, apabila diberikan amanah (kepercayaan) dia mengkhianatinya.” (Hadist Riwayat Bukhari dan Muslim).
Dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap mendengar kata Munafiq diucapkan orang. Dan bila itu terjadi, biasanya perhatian kita langsung akan terpusat pada sosok yang disebut munafik tersebut. Bahkan tidak jarang kita sendiripun tergoda untuk ikut menambahkan komentar (gibah) mengenai sosok sial yang disebut munafiq tersebut. Lalu sejauh mana sebetulnya penngetahuan kita tentang Munafik? Berikut adalah ciri-ciri orang munafiq menurut Islam:
1. Dusta
2. Khianat
3. Fujur dalam pertikaian
4. Malas beribadah
5. Ingkar janji
6. Riya
7. Sedikit berdzikir
8. Mempercepat shalat
9. Mencela orang-orang yang taat dan sholeh
10. Mengolok-olok Al-Quran, As-Sunnah, dan Muhammad saw
11. Bersumpah palsu
12. Enggan berinfak
13. Tidak menghiraukan nasiib sesama muslimin
14. Suka menyebarkan kabar dusta
15. Mengingkari takdir
16. Mencaci maki kehormatan orang-ornag sholeh
17. Sering meninggalkan shalat berjamaah
18. Membuat kerusakan di muka bumi dengan dalih mengadakan perbaikan
19. Tidak sesuai secaraZahir dan Batin
20. Takut terhadap kejadian apa saja
21. Beruzur dengan dalih dusta
22. Menyuruh kemungkaran dan mencegah kemakrufan
23. Bakhil
24. Lupa kepada Allah SWT
25. Mendustakan janji Allah SWT dan Rasul-Nya
26. Lebih memperhatikan zahir, mengabaikan bathin
27. Sombong dalam berbicara
28. Tidak memami Ad-din
29. Bersembunyi dari manusia dan menentang Allah dengan perbuatan dosa
30. Senang melihat orang lain susah, susah bila melihat orang lain senang
C. TELAAH KARAKTERISTIK MUNAFIQ DALAM SURAH AL-MUNAFIQUN
Berdasarkan informasi Al-Quran terdapat beberapa ciri atau karakter orang munafik, antara lain:
Pertama, kemauan mereka untuk menjalankan dan menerapakan Islam dalam segala aspek kehidupan hanya setengah hati, dan kalaupun mau menjalankan, itu kalau keadaannya agak terpaksa, atau hanya karena diliah otang saja. Dengan kata ain mereka suka berdusta. Kedua, enggan untuk menerapakan Islam yang dipahami dalam kehidupannya. Pengakuan iman kepada Allah masih sebatas ucapan saja, belum sampai kepada pelaksanaan.
Adapun salah Surah yang membahas tentang Nifaq/Munafiq adalah Al-Munafiqun. Dinamai surah Al-Munafiqun, karena surah ini mengungkapkan karakterkarakter orang munafiq. Jumlah ayatnya 11, ayat 1-8 menjelaskan tentang manusia munafiq, dan 9-11 menejelaskan tentang orang mu’min, Dari surah tersebut, Al-Maraghi ¬menjelaskan karakter-karakter manusia munafiq, antara lain:
1. Pembohong
2. Menjadikan sumpah bbohong sebagai tameng (jalan/alasan)
3. Menghalangi jalan Allah
4. Jelek amal
5. Hatinya buruk/jelek
6. Tampilan menarik tapi rusak batinnya
7. Manis perkataan tappi buruk jiwanya
8. Buruk persangkaan/Su’udzan
9. Berpaling dan sombong
10. Melarang orang lain berinfak
11. Bermaksud mengusir orang mu’min dan merasa lebih kuat
D. JENIS-JENIS NIFAQ
Al-Buraikan menyebutkan,nifaq itu ada dua macam: Nifaq Akbar yaitu nifaq besar dan nifaq ashgar: nifaq kecil. Abdurahman Faudah menyebutnya: nifaq Iman dan nifaq Amali. Sementara Ibnu Taimiyah memberi namanya dengan; nifaq i'tiqadi dan nifaq amali. Nifaq Akbar ( nifaq 'Itiqadi atau Nifaq iman ) adalah menyembunyikan kekufuran dalam hati dan menampakan keimanan dalam lisan dan perbuatan. Nifaq ashgar adalah jika perbuatannya yang tampak berbeda dengan apa yang diperintahkan oleh syariat Islam.
1. Nifaq Akbar (Nifaq besar)
Nifaq besar yaitu menampakkan keislaman dengan lisannya, tetapi sebenarnya hati dan jiwanya mengingkari. Yang termasuk perbuatan nifaq besar di antaranya:
a. Mendustakan Rasulullah saw (dan ajaran beliau sama sekali), atau mendustakan sebagian dari seluruh ajaran yang beliau sampaikan.
b. Membeci ajaran Rasulullah saw atau membenci sebagian dari ajaran yang Beliau sampaikan.
c. Merasa senang dengan kekalahan Islam dan merasa benci dengan tersebar dan kemenangan Islam.
Orang yang melakukan perbuatan nifaw besar ini akan mendapatkan azab yang lebih berat dari orang-orang kafir karena bahaya mereka lebih besar. Allah berfirman yang artinya, “Sesungguhnya orang-orang munafiq itu akan ditempatkan di dasar neraka yang paling bawah” (Q.S. An-Nisaa:145).
2. Nifaq Asghar (Nifaq Kecil)
Sesorang dikatakan melakukan perbuatan nifaq kecil bila dia melakukan sebagian perbuatan yang menjadi ciri dan karakter orang-orang munafiq tulen. Rasulullah saw. bersabda, “Tanda-tanda orang munafiq ada tiga: yaitu dusta ketika berbicara, suka ingkar janji, khianat ketika diamanahi”. Dan kemuudian Rasulullah bersabda, “Ada empat hal, jika keempatnya ada pada diri seseorang, maka dia adalah seorang munafiq tulen, namun bila dari keempat itu hanya ada satu saja pada seseorang, maka dia hanya dikatakan memiliki sifat nifaq yang mestinya dia tinggalkan, (keempat hal itu adalah) dusta ketika berbicara, ingkar janji, khianat ketika mengadakan kontrak kerjasama, dan culas dalam berdebat.” (Muttafaqun Alaih’).
E. KEWAJIBAN MU’MIN TERHADAP ORANG MUNAFIQ
Mengingat bahaya yang ditimbulkan oleh sifat kemunafikan ini, banyak para sahabat sangat berhati-hati dan selalu mawas diri jangan sampai sifat kemunafikan itu mmenyertai dirinya, karena sifat ini sangat mudah menempel pada diri manusia. Adapun yang harus dilakukan mu’min ketika mendapati seorang yang munafiq antara lain:
1. Jangan diikuti, jangan dihiraukan gangguannya, tetap bertawakal kepada Allah
2. Harus mencari kebenaran jika dapat dari munafiq
3. Jangan duduk dengan munafiq, jika mengejek dan mencela Al-Quran
4. Jadikan musuh dan bersikap hati-hati serta waspada
5. Berjihad dan bersifat keras terhadap orang-orang munafiq
6. Jangan menyalatkan dan berdoa akan zu’ama munafiq
F. PANDANGAN ALLAH TERHADAP MANUSIA MUNAFIQ
Bagaimana munafiq di sisi Allah? Di bawah ini disinggung beberapa hal, antara lain:
1. Allah akan membukakan nifaq orang munafiq
2. Allah akan melupakan orang munafiq
3. Hati munafiq ditutup dari Hidayah
4. Tidak diampuni dosanya
5. Allah murka dan melaknat munafiq, jahanam dan jelek tempat kembalinya
6. Diadzab Allah
Agar terhindar dari hal-hal tersebut di atas, kita harus mencegah nifaq/kemunafikan jangan sampai menyelinap dalam jiwa kita, dengan jalan murqabah, (mengawasi diri sendiri) dan bersikap lawamah (berani menegur diri sendiri). Jika ternyata gejala-gejala kemunafikan itu ada, maka untuk menyelamatkan diri dari kejahatannya adalah dengan jalan taubat dan istigfar, kembali berjalan di atas garis-garis dan prinsip iman dan taqwa, dan memerangi segala sikap, sifat, dan cabang-cabang nifaq.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Orang munafiq itu; pembohong, menjadikan sumpah bohong untuk menjaga diri, menghalangi masuk Islam, jelek amal, busuk hatinya, penampilan menarik dan manis ucapannya tapi bathinnya rusak dan otaknya kosong, berprasangka buruk, berpaling, sombong, melarang berinfaq, mengusir mu‟min, merasa lebih kuat, hatinya sakit, memandang mu‟min tertipu agamanya, takut nifaqnya terungkap, mengejek Allah dan Rasulnya, memerintah munkar melarang ma’ruf, kikir, fasiq, berprasangka buruk pada Allah dan Rasulnya, penyebar kabar bohong, tidak faqih, tidak suka hukum Allah dan Rasulnya, sesat, penipu, berat dan malas shalat, riya dan sum‟ah, jarang ingat Allah, syak, ingkar janji dan pendusta, keji, jahat, tipu daya, Pembuka aib, suka mengolok-olokan, tuli bisu buta hati dan fikirannya, berbuat kerusakan, bodoh / safih, tidak tetap pendirian, hilang indranya, salah didikan.
Daftar pustaka
Idris, Mahsyar. 2007. Al-Islam Studi Tentang Pokok-pokok Ajaran. Makassar: Wildan Pres.
Rosidin, Dedeng. 2006. Makalah Karakteristik Manusia Munafiq. Bandung.
http://moslems-muslim.blogspot.com/2009/05/nifaq-munafiq.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar